Stop Bullying, Spread Kindness: Kampanye Sosial Prodi Inggris FKSB bersama English Access
kegiatan english access prodi sastra inggris fksb unisma bekasi
Bullying atau perundungan merupakan tindakan penggunaan kekerasan, intimidasi, atau ancaman baik secara langsung maupun daring. Tindakan perundungan bukanlah hal yang diperbolehkan di institusi manapun, terlebih perguruan tinggi. Hal itu karena perundungan bisa menyebabkan trauma psikologis, kecemasan, depresi dan yang paling parah adalah kematian. Walaupun begitu, kita masih mendengar berita tentang tindakan perundungan di beberapa kampus di Indonesia. Di pertengahan tahun 2017 kita mendengar berita tentang seorang mahasiswa berkebutuhan khusus yang dirundung oleh rekan-rekan sekelasnya di sebuah perguruan tinggi swasta di Depok, Jawa Barat.
Menilik dari efek negatif dari perundungan, sudah sewajarnya diadakan sebuah acara yang dikhususkan untuk mendidik para peserta didik mengenai apa itu perundungan, cara-cara menghindari perundungan, dan lainnya. Oleh karena itu pada 27 January 2018 prodi Sastra Inggris Fakultas Komunikasi, Sastra dan Bahasa Inggris (FKSB) Universitas Islam 45 Bekasi bekerjasama dengan ACCESS Bekasi mengadakan kampanye sosial yang bertajuk Stop Bullying, Spread Kindness (Hentikan Perundungan, Sebarkan Kebaikan).
Kampanye ini digagas untuk memberikan edukasi bagi para peserta mengenai perundungan, efek-efeknya, dan cara menghentikannya. Alih-alih merundung, para peserta diajak untuk menyebarkan kebaikan kepada sesamanya, terutama rekan-rekan mereka. Selain itu, para peserta diharapkan bisa menyebarkan pesan dari acara tersebut kepada masyarakat di sekitar mereka. Karena inti dari pendidikan bukan hanya mendidik siswa dengan materi tetapi juga menyiapkan mereka menjadi bagian dari masyarakat. Oleh karena itu, acara ini diharapkan bisa memberi pengetahuan yang dapat disebarkan oleh para peserta ke sekelilingnya.
Acara dimulai dengan pemutaran video mengenai apa itu perundungan dan jenis-jenisnya seperti perundungan fisik, psikis, dan daring. Apapun jenisnya, perundungan merupakan hal yang tidak baik dan tidak memberikan manfaat kepada siapapun. Setelah itu, para peserta dihibur dengan penampilan drama dan poster presentasi dari siswa-siswi ACCESS. Seminggu sebelum acara berlangsung, para penampil telah berlatih dan menyiapkan materi yang akan mereka presentasikan. Selain mengedukasi para peserta tentang perundungan, acara ini juga menjadi ajang untuk melatih kemampuan berbahasa Inggris para peserta.
Kebanyakan dari penampil drama memberikan pertunjukan yang berhubungan dengan kejadian perundungan yang terjadi di dalam sekolah dan efek yang ditimbulkan. Sesuai dengan pesan dari acara ini, setiap penampil menekankan kepada para penonton untuk menyebarkan kebaikan alih-alih merundung orang lain. Penampil drama pertama menunjukkan bagaimana dampak dari perundungan bisa menyebabkan korbannya memilih untuk mengakhiri hidup daripada terus dirundung. Penampil drama yang selanjutnya menampilkan bagaimana kita tidak boleh mengintimidasi seseorang hanya karena mereka memiliki cacat fisik.
Pesan yang sama juga ditekankan oleh penampil poster. Dengan mempresentasikan poster, para penampil tidak hanya memberikan edukasi kepada diri mereka sendiri tetapi juga para penontonnya. Para peserta diajak untuk belajar mengenai perundungan dari satu sama lain. Dengan begitu, mereka dididik untuk menjadi lebih mandiri dalam mencari informasi dan bisa mempresentasikannya kepada orang lain.
Semua peserta menyambut baik penampilan yang diberikan oleh para penampil. Dite Nursyamsi, mahasiswa prodi Sastra Inggris angkatan 2016 mengapresiasi acara ini dengan menyebutnya, “Seru, bagus dan menginspirasi.” Begitu pula dengan Ade Rahmat, mahasiswa Sastra Inggris angkatan 2017 memuji pertunjukan yang diberikan. Semoga acara ini bisa memberi dampak positif bagi para peserta dan lingkungan sekitarnya. Hal terpenting, acara ini bisa meningkatkan kesadaran para peserta tentang perundungan sehingga tindakan-tindakan perundungan tidak terjadi lagi di sekeliling kita.
Reza Adara