Profesi Penerjemah di Era MEA
Untuk menghadapi berbagai tantangan keprofesian di Era MEA, prodi Sastra Inggris-Fakultas Komunikasi, Sastra, dan Bahasa Unisma Bekasi menggelar Kuliah Umum yang bertajuk “Peluang dan Tantangan Profesi Penerjemah di Era MEA”
Untuk menghadapi berbagai tantangan keprofesian di Era MEA, prodi Sastra Inggris-Fakultas Komunikasi, Sastra, dan Bahasa Unisma Bekasi menggelar Kuliah Umum yang bertajuk “Peluang dan Tantangan Profesi Penerjemah di Era MEA”. Kuliah umum ini merupakan salah satu bekal pengetahuan mengenai profesi penerjemah.
Kuliah Umum tersebut diselenggarakan pada Kamis, 12 Mei 2016 pukul 13.00 WIB dengan narasumber penerjemah sekaligus sekretaris Himpunan Penerjemah Indonesia (HPI), Ibu Rosmeilan Kantate Siagian. Dalam kuliah umum tersebut dipaparkan mengenai potensi profesi penerjemahan di era MEA, tips dan trick dalam pemilihan kata saat menerjemahkan, penggunaan aplikasi penunjang yang digunakan untuk menerjemahkan, sampai cara untuk mempromosikan diri untuk mendapatkan klien.
Menurut nara sumber, penerjemah merupakan profesi pekerjaan yang berlaku sesuai dengan era apapun, terlebih di era MEA. Dengan demikian profesi penerjemah merupakan salah satu profesi pekerjaan yang menjanjikan.
HPI merupakan himpunan penerjemahan yang keanggotaannya mencakup penerjemah dokumen dan juru bahasa. Selain itu, HPI adalah anggota FIT/IFT (International Federation of Translator) dan di dalam negeri, HPI menjadi anggota Badan Pertimbangan dan Pengembangan Buku Nasional (BPPBN).
Di prodi Sastra Inggris, penerjemahan (translation) merupakan salah satu mata kuliah keahlian yang diajarkan dari sekian banyak mata kuliah keahlian dan keprofesian yang ditawarkan. Selain penerjemahan, keahlian keprofesian yang ditawarkan adalah 1) Pengajaran Bahasa Inggris, 2)Business Communicator dan Language Assistant, 3) Cultural Tourism, 4) Penulisan Fiksi dan Non fiksi (Media online dan cetak), 5) Editing and Copy writing.