Pesan Kesan Mahasiswa Berprestasi
Menjadi juara dalam kompetisi Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) tingkat universitas bukan merupakan hal yang tidak mungkin, meskipun dengan persiapan yang cukup singkat dan merupakan pengalaman pertama
Menjadi juara dalam kompetisi Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) tingkat universitas bukan merupakan hal yang tidak mungkin, meskipun dengan persiapan yang cukup singkat dan merupakan pengalaman pertama. Semua itu karena keyakinan bahwa mimpi, kesempatan, dan keberuntungan saling berdampingan.
Saya pernah bermimpi ingin menjadi peserta Mawapres saat masih semester dua dan saat semester enam, saya mendapat kesempatan tersebut. Namun, saat itu saya hanya mampu bermimpi tanpa mau bangkit untuk mewujudkannya. Meskipun, kesempatan tersebut telah berlalu, saya tetap memiliki mimpi untuk menjadi peserta Mawapres. Mungkin bisa disebut sebuah keberuntungan ketika di semester delapan saya mendapatkan kesempatan kedua ditunjuk sebagai perwakilan dari program studi Sastra Inggris. Saya ditunjuk untuk menjadi peserta Mawapres. Hal tersebut juga menjadikan saya percaya bahwa ada beberapa kesempatan yang tidak hanya datang sekali dalam hidup seseorang.
Saya pernah bermimpi ingin menjadi peserta Mawapres saat masih semester dua dan saat semester enam, saya mendapat kesempatan tersebut. Namun, saat itu saya hanya mampu bermimpi tanpa mau bangkit untuk mewujudkannya. Meskipun, kesempatan tersebut telah berlalu, saya tetap memiliki mimpi untuk menjadi peserta Mawapres. Mungkin bisa disebut sebuah keberuntungan ketika di semester delapan saya mendapatkan kesempatan kedua ditunjuk sebagai perwakilan dari program studi Sastra Inggris. Saya ditunjuk untuk menjadi peserta Mawapres. Hal tersebut juga menjadikan saya percaya bahwa ada beberapa kesempatan yang tidak hanya datang sekali dalam hidup seseorang.
Keberuntungan lainnya yang lebih membahagiakan adalah saat saya mendapat informasi bahwa saya memenangi kompetisi Mawapres dan berhasil menjadi juara ke-3 tingkat universitas. Terkejut, senang, serta bangga menjadi satu saat saya mengetahui informasi tersebut. Karena setelah melalui serangkaian tes seleksi, berdoa setulus hati, dan menunggu pengumuman dengan harap-harap cemas, akhirnya saya mendapatkan kabar yang menggembirakan. Awalnya, memang saya sudah merasa putus asa karena sampai tanggal pengumuman pemenang yang telah ditentukan tidak ada informasi apapun, tetapi di suatu sore, tepatnya 02 Maret 2016, Bapak Endang S. Priyatnya, M. Hum., M. A. selaku Dekan Fakultas Komunikasi, Sastra, dan Bahasa (FKSB) memberitahukan bahwa saya berhasil menjadi juara tingkat universitas.
Dalam kompetisi Mawapres tersebut, saya merupakan peserta tunggal dari program studi Sastra Inggris dan belum pernah mengikuti Mawapres sebelumnya. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri karena saya harus mampu dan mau berinteraksi serta berbaur dengan peserta lain supaya mengetahui informasi seputar Mawapres. Saya juga merasa bangga bisa menjadi peserta Mawapres bahkan peserta tunggal dari Program studi Sastra Inggris. Terlebih lagi, saya mampu menjadi juara ke-3 tingakat universitas, meskipun dengan persiapan yang cukup singkat serta kurangnya pengalaman mengenai kompetisi tersebut.
Selama kompetisi Mawapres berlangsung, hal terpenting yang saya lakukan adalah mempersiapkan materi proposal karya tulis sesuai dengan topik yang diberikan. Dalam penulisan karya tulis tersebut, saya dibimbing oleh Bapak Heri Yusup, M. A. sehingga, proposal yang ditulis menjadi lebih terarah dan sesuai dengan topik yang diberikan. Setelah penulisan selesai, saya memahami isi proposal tersebut dengan sungguh-sungguh supaya presentasi bisa berjalan lancar dan bisa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh para juri. Karena dalam tahapan tes seleksi Mawapres ada beberapa hal yang diujikan dan berlangsung kurang lebih satu minggu, maka kondisi kesehatan menjadi hal terpenting yang saya perhatikan. Selain itu, hal penting lain yang saya lakukan adalah mengikuti setiap instruksi yang diberikan selama tes seleksi berlangsung.
Sejauh ini, Fakultas Komunikasi, Sastra, dan Bahasa (FKSB) serta program studi Sastra Inggris sudah beberapa kali masuk ke dalam tiga besar dalam kompetisi Mawapres di Unisma Bekasi. Bahkan, pernah pada tahun 2007 program studi Sastra Inggris menjadi juara ke-1 tingkat universitas dan masuk tiga besar tingkat kopertis IV.
Saat mengikuti kompetisi Mawapres, ada beberapa tips and trick yang saya lakukan, yaitu: pertama, jangan pernah malu untuk bertanya. Dalam kompetisi Mawapres, saya bertemu dengan peserta dari seluruh program studi. Jadi, saya bisa bertukar informasi mengenai berbagai hal, misalnya mengenai tes kepribadian. Untuk mengetahui seperti apa bentuk tesnya, apa saja yang dinilai, dan bagaimana cara menjawabnya saya bertanya dengan mahasiwa program studi Psikologi.
Kedua, sebagai mahasiswa program studi Sastra Inggris, menunjukkan kemampuan terbaik dalam bidang bahasa Inggris menjadi sebuah keharusan. Dalam kompetisi Mawapres, tes bahasa Inggris menjadi komponen penilaian dan salah satu tes dengan persentase nilai yang cukup tinggi. Jadi, tes tersebut saya manfaatkan untuk mendapatkan nilai yang tinggi dalam kompetisi.
Ketiga, tampil percaya diri dalam keadaan apapun, meskipun ada rasa minder dalam hati. Rasa percaya diri sangat diperlukan, terutama saat melakukan presentasi dan tes wawancara. Rasa minder, gugup, dan takut salah berbicara pasti muncul, terutama saat presentasi proposal karya ilmiah di depan juri, tetapi saya berusaha mengatasi perasaan tersebut dengan meyakinkan diri bahwa juri hanyalah penonton dan saya adalah seorang ahli yang paham mengenai obeknya.
Keempat, ini adalah hal terpenting dari seluruh tips and trick yang sudah saya paparkan di atas. Jangan lupa untuk meminta doa restu dari orang tua, terutama ibu. Setiap pagi akan melaksanakan tes seleksi, saya selalu menghubungi ibu yang ada di kampung untuk meminta doa darinya.
Sejauh ini, Fakultas Komunikasi, Sastra, dan Bahasa (FKSB) serta program studi Sastra Inggris sudah beberapa kali masuk ke dalam tiga besar dalam kompetisi Mawapres di Unisma Bekasi. Bahkan, pernah pada tahun 2007 program studi Sastra Inggris menjadi juara ke-1 tingkat universitas dan masuk tiga besar tingkat kopertis IV.
Pesan-pesan saya bagi mahasiswa lain, terutama yang ingin menjadi peserta Mawapres adalah perluas wawasan melalui berbagai cara karena untuk menjadi Mahasiswa Berprestasi dibutuhkan lebih dari sekedar berprestasi secara akademik, tetapi juga aktif dalam berbagai kegiatan di luar ataupun dalam kampus. Selain itu, jangan pernah menyerah karena kesempatan ada bukan untuk orang yang hanya berpangku tangan dan merenungi kegagalan, tetapi ada untuk orang yang memiliki mimpi dan mau bangkit untuk mewujudkannya.
Saya bahagia sekaligus bangga bisa menjadi bagian dari program studi Sastra Inggris dan FKSB karena di sini semua mahasiswa mampu memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi Mahasiswa Berprestasi, meskipun tanpa mengikuti kompetisi Mahasiswa Berprestasi. Menjadi sosok yang hebat bukan hal yang sulit selama masih ada mimpi dan keinginan untuk mewujudkannya melalui kesempatan yang ada. Jika kesempatan tidak juga datang, maka ciptakan kesempatan itu oleh diri sendiri. Saya percaya bahwa, keberuntungan yang terjadi dalam hidup saya membuktikan bahwa doa kedua orang tua saya telah terkabul.
“In dream we live, In reality we believe (HIMATRIS)”