Berkuliah Gratis dari S1 sampai S2: Pengalaman Mahasiswa Sastra Inggris Mendapatkan Beasiswa Penuh UNISMA (Universitas Islam ’45 Bekasi) dan LPDP

Berkuliah Gratis dari S1 sampai S2: Pengalaman Mahasiswa Sastra Inggris Mendapatkan Beasiswa Penuh UNISMA (Universitas Islam ’45 Bekasi) dan LPDP

Beberapa bulan sebelum kelulusan SMA di tahun 2005, dua orang dosen dari Universitas Islam ’45 Bekasi (UNISMA) datang ke sekolah saya untuk mensosialisasikan UNISMA dan beasiswa penuh S1 dari UNISMA kepada saya dan teman-teman saya. Saya tahu ini adalah kesempatan yang tidak boleh saya lewatkan. Saya pun menyiapkan berbagai persyaratan administratif yang salah satunya adalah makalah tentang mengapa saya memilih berkuliah di program studi yang saya inginkan. Pilihan saya langsung jatuh ke Program Studi Sastra Inggris. Bukan hanya karena saya menyukai pelajaran Bahasa Inggris sejak sekolah dasar, kemampuan berbahasa Inggris yang baik juga dibutuhkan di dunia kerja, terlepas dari profesi apapun yang akan saya jalani nantinya

Setelah lolos seleksi administratif, saya diharuskan mengikuti dua tahap wawancara. Tahap pertama ada wawancara dalam Bahasa Indonesia dan yang kedua adalah Bahasa Inggris. Di kedua tahap itu, pengetahuan umum saya dan kesiapan saya berkuliah di UNISMA diuji. Saya bersyukur saya banyak membaca dan memperhatikan masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat, poin yang sangat membantu saya dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan tim penguji.

Alhamdullilah, beberapa hari kemudian saya menerima kabar bahwa saya mendapat beasiswa penuh dari UNISMA. Impian saya untuk berkuliah S1 terwujud. Saya sadar bahwa saya telah diberikan amanah luar biasa oleh Allah SWT melalui UNISMA. Amanah tersebut harus dipertanggungjawabkan dengan baik. Oleh karena itu saya berusaha mendapatkan nilai terbaik. Dosen-dosen di program studi Sastra Inggris, FKSB, UNISMA juga sangat kooperatif. Saya sering mendapatkan petunjuk dan arahan dari dosen-dosen saya tersebut selama berkuliah tentang bagaimana caranya menjadi mahasiswi yang baik dan berprestasi. Saya tidak pernah mendapatkan masalah administratif ketika berkuliah.

Saya sangat menikmati empat tahun yang saya lewati di UNISMA. Selain mendapatkan ilmu, saya juga mendapat banyak sahabat baik. Di luar perkuliahan, saya juga menyukai iklim Islami yang ada di UNISMA. Di saat saya lulus, saya merasa sedih sekaligus bahagia. Sedih karena saya akan meninggalkan perkuliahan yang saya cintai tetapi juga bahagia karena saya bisa menyelesaikan amanah yang diberikan oleh UNISMA.

Setelah lulus, saya fokus untuk bekerja di bidang yang berhubungan dengan Bahasa Inggris. Saya sempat bekerja sebagai trainer dan translator Bahasa Inggris sebelum akhirnya memutuskan menjadi guru Bahasa Inggris di salah satu lembaga pengajaran Bahasa Inggris di Jakarta. Di lembaga itu, saya banyak mendapatkan pelatihan yang berhubungan dengan pengajaran Bahasa Inggris dan pengalaman tentang cara mengajarkan Bahasa Inggris dari tingkat anak-anak hingga orang dewasa. Walaupun begitu, saya merasa ilmu yang saya dapatkan masih kurang. Saya pun terinspirasi dari dosen-dosen saya di UNISMA yang mendapatkan beasiswa S2 di Inggris untuk melanjutkan S2 di jurusan pengajaran Bahasa Inggris.

Di awal tahun 2014, saya mendengar tentang beasiswa penuh S2 dan S3 dari LPDP (LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN). Saya tertarik melamar beasiswa LPDP karena visi dan misi LPDP yang ingin membangun Indonesia melalui pendidikan. Beberapa bulan kemudian saya mendapat undangan dari LPDP untuk mengikuti tes wawancara dan diskusi. Di tahap wawancara, saya mendapat berbagai pertanyaan yang berhubungan dengan alasan saya melamar beasiswa dan kesiapan saya mengikuti perkuliahan di luar negeri. Sedangkan di tahap diskusi, saya dan sebelas peserta lainnya diberikan sebuah permasalahan yang harus kami diskusikan di depan dua psikolog selama lima belas menit. Saat itu masalah yang diberikan kepada kelompok saya adalah tentang kekerasan seksual yang terjadi di sebuah sekolah internasional di Jakarta.

Beberapa hari kemudian saya mendapatkan kabar bahwa saya lulus kedua tahap tersebut. Mimpi saya untuk melanjutkan S2 akhirnya bisa terwujud. Setelah menjadi persiapan keberangkatan, sebuah proses yang wajib dilalui oleh semua penerima beasiswa LPDP, saya berangkat ke Inggris untuk melanjutkan pendidikan master jurusan Teaching English as a Second Language di University of Birmingham. Pada masa awal studi, saya mengalami berbagai kesulitan. Selain beradaptasi dengan lingkungan, saya juga harus menyesuaikan diri dengan sistem perkuliahan di Inggris yang sangat berbeda dengan Indonesia.

Sistem perkuliahan di Inggris memacu mahasiswa-mahasiswanya untuk menjadi mandiri. Sebelum kuliah, mahasiswa diharuskan telah membaca berbagai jurnal ilmiah yang berhubungan dengan pelajaran yang diberikan. Setelah itu, kita harus mendiskusikan semua sumber yang telah kita baca dan bagaimana cara mengaplikasikan ilmu tersebut di dunia kerja. Walaupun saya terbiasa membaca dalam Bahasa Inggris, saya masih mengalami kesulitan dalam memahami isi jurnal-jurnal ilmiah. Selain itu, saya juga mendapatkan kesulitan saat saya membuat essai, penentu utama nilai di jurusan saya.

Untungnya, pihak kampus menyediakan sarana berdiskusi bagi mahasiswa internasional yang memiliki masalah dengan perkuliahan seperti saya. Kami bisa berdiskusi selama 30 menit dengan tutor yang memberi arahan dalam menulis esai yang baik dan benar. Selain itu, kampus juga mengadakan kelas-kelas gratis yang bisa diikuti oleh semua mahasiswa. Setiap sebulan sekali, saya diharuskan mengikuti diskusi kelompok dengan dosen yang telah ditunjuk kampus kami. Di pertemuan kelompok itu kami bisa berdiskusi untuk memecahkan masalah apapun yang kami hadapi saat berkuliah. Terlepas dari semua kesulitan, saya merasa sangat bersyukur dengan pengalaman berkuliah saya, baik S1 maupun S2. Saya berharap lebih banyak mahasiswa Indonesia khususnya mahasiswa UNISMA Bekasi mendapatkan kesempatan seperti saya.

Ditulis oleh: Reza Anggriyashati Adara